Pages - Menu

Popular Posts

18 Januari 2019

Profil Pengusaha Agus Lasmono & Bisnis yang Dikelolanya






12. AGUS LASMONO


A. Group Usaha yang Dimiliki atau Terafiliasi :  Indika Group
     
B. Posisi Penting Di Beberapa Perusahaan Ternama   :

No
Nama Perusahaan
Posisi
Bidang
Usaha
Group Usaha
1.
PT. Indika Energy Tbk.
Vice President Commissioner
Energy
Indika
2.
PT. Indika Inti Corporindo
President Commissioner
Coal Mining
Indika
3.
PT. Indika Inti Mandiri
President Commissioner

Indika
4.
PT. Surya Citra Media Tbk.
Independent Commissioner
Television Broadcasting
Elang Mahkota
5.
PT. Indika Mitra Energy
Commissioner
Energy
Indika
6.
PT. Kideco Jaya Agug
Commissioner
Coal Mining
Indika

C. Jumlah Perusahaan yang Dimiliki  : 24 Perusahaan
    Berikut Perusahaan Afiliasinya

D. Bidang Usaha yang Dimasuki
     Energi dan Pertambangan, Keuangan, Multimedia

E. Total Income Per Tahun (Estimasi) :
     2018 - Rp  7.450,5 Milyar
     2017 - Rp  6.850,0 Milyar
                                                      
F. Mitra Bisnis Penting Dari Dalam Negeri : 
    a. Wiwoho Basuki Tjokronegoro (Indika)
    b. Pandri Prabono Moelyo (Indika)                                
                                                                                      
G. Alamat Perusahaan Induk (Holding Company) :                                                                              
       
     Kantor Pusat:
     PT. Indika Energy Tbk.
     Gedung Mitra  Lantai 7
     Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 21
     Jakarta 12930
     Phone  : (021) 25509999
     Fax      : (021) 25509966
                                                                                                           
H. Latar Belakang Pendidikan
     a. Bachelor of Arts in Economics,
         Pepperdine University, USA 1993 
     b. Master’s degree in International Business, 
        West Coast University, USA 1995

I. Daftar Perusahaan Ternama yang Dimiliki atau Terafiliasi :
     
   a. Bisnis Energi & Pertambangan
       -PT. INDIKA ENERGY TBK. 
        (Holding Company)
       -PT. KIDECO JAYA AGUNG 
        (Tambang Batubara)
       -PT. INDIKA INTI CORPORINDO 
        (Tambang Batubara)
       -PT. TRIPATRA ENGINEERS & CONSTRUCTION 
        (Energy Services)
       -PT. TRIPATRA ENGINEERING 
        (Energy Services)             
       -PT. CIREBON ELECTRIC POWER  
        (Infrastruktur Energi)
       -PT. INDIKA MITRA ENERGY  
         (Infrastruktur Energi)
       -PT. PETROSEA TBK.

                     
   b. Jasa Keuangan
       -PT. INDIKA INTI CORPORINDO
       -ASIA PROSPERITY COAL B.V.
       -PT. INDIKA POWER INVESTMENTS
       -INDO INTEGRATED ENERGY B.V.
       -PT. INDIKA INFRASTRUKTUR INVESTINDO
       -TRIPATRA SINGAPORE PTE. LTD.
       -TRIPATRA INVESTMENT LTD.
     
   c. Multi Media
       -PT. INDIKA TELEMEDIA MOBILE
       -PT. RADIO INDIKA MILENIA 
        (Radio Broadcasting)
       -PT. INDIKA CIPTA MANDIRI 
        (Production House)
       -PT. INDIKA CIPTA KREASI 
        (Event Organizer)
       -PT. INDIKA SIAR SARANA 
        (Broadcast Equipment Supplier)
       -PT. INDIKA PIRANTI SOLUSINDO 
        (Hardware Distributor)
       -PT. INDIKA MULTIMEDIA 
         (Distributor, Service)
       
    d. Lainnya
        -PT. INOVEAT MITRA UTAMA
        -PT. INDIKA INTI MANDIRI
        -PT. POLYPET KARYAPERSADA
        


J.   KINERJA BISNIS :

Agus Lasmono adalah tokoh dibalik suksesnya Indika Group hingga berkembangan menjadi konglomerat papan atas di Indonesia. Indika Grup merupakan kelompok usaha yang didirikan tahun 2000 oleh Putra Sudwikatmono (alm) yaitu Agus Lasmono. Awalnya kelompok usaha ini bernama Subentra Grup milik ayah Agus Lasmono yaitu Sudwikatmono yang sekaligus merupakan sepupu dari mantan presiden Soeharto. Sudwikatmono merupakan pengusaha terkemuka di Indonesia yang menguasai banyak perusahaan dan memiliki bisnis diberbagai bidang  yaitu di bidang industry semen, petrokimia, energy, pertambangan dan perbankan. Namun pada saat terjadinya krisis ekonomi sekaligus jatuhnya rezim Soeharto tahun 1998, bisnis yang dikelolanya mengalami keterpurukan yang akibatnya saham dari beberapa perusahaan miliknya telah diserahkan kepada Pemerintah sebagai kompensasi atas utangnya. Salah satunya yaitu  Bank Subentra yang merupakan bank yang telah dilikuidasi oleh Pemerintah. Setelah krisis tersebut berakhir bisnis keluarga tersebut kemudian diserahkan kepada Agus Lasmono dengan nama INDIKA Grup.

Sepeninggal ayahnya pada Januari 2011, Agus yang memegang kendali penuh di Indika Group. Saat ini Indika Grup memiliki beberapa unit usaha diantaranya dibidang energy dan multi media. Bisnis dibidang energy merupakan salah satu pendapatan terbesarnya, melalui  PT. Indika Energy Tbk. yang sebelumnya bernama PT. Indika Inti Energy Tbk. sebagai induk perusahaannya. PT. Indika Energy Tbk. memiliki beberapa usaha diantaranya energy resources (sumber energy), energy Services dan energy infrastructure.

Dibidang Energy resources yaitu bisnis tambang batubara, ada dua anak perusahaan Indika Group yaitu PT. Kideco Jaya Agung dan PT. Indika Inti Corporindo. PT. Kideco Jaya Agung sebagai produsen tergolong besar di Indonesia, yang operasinya dimulai  tahun 1993 dengan jumlah produksi sebanyak 1,4 juta ton. Kemudian tahun 2007 jumlah produksinya mengalami peningkatan sebanyak 20,5 juta ton.

Selain itu PT. Kideco jaya Agung merupakan produsen batubara dengan menggunakan biaya produksi sangat rendah yang mengoperasikan 50.400 hektar areal konsesi di Pasir, Kalimantan Timur dan memegang hak pertambangan batubara di bawah generasi pertama Kontrak Karya (KK) batubara dengan Pemerintah Indonesia sampai tahun 2023.

Adapun yang menjadi pelanggan utama dari perusahaan tersebut adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembangkit listrik yang tersebar dibeberapa Negara Asia, Eropa dan Amerika Utara.

Sementara itu  perusahaan yang mengelola unit usaha dibidang pelayanan energinya, PT. Indika Energy Tbk. memiliki dua anak perusahaan yaitu PT. Tripatra Engineers & Contruction dan PT. Tripatra Engineering. Keduanya merupakan perusahaan yang menyediakan bahan logistic, pengadaan bahan baku dan kontruksi kepada perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang energy dan infrastruktur di Indonesia maupun manca negara. Kedua perusahaan tersebut didirikan tahun 1973, dan telah memiliki beberapa pelanggan diantaranya Exxon Mobil Oil, Chevron, BP Migas, Hess, Conoco Philips, Telkom, PGN dan Excelcomindo (XL Axiata).

Setelah menggeluti dua bidang usaha tersebut, kemudian PT. Indika Energi Tbk. melakukan ekspansi bisnis dibidang pembangkit listrik (Energi infrastruktur) dengan mendirikan PT. Cirebon Electric Power (CEP) tahun 2007. Perusahaan tersebut merupakan konsorsium internasional yang melibatkan perusahaan energi terkemuka di Asia seperti Marubeni Corporation, Korea Midland Power, dan Samtan. Perusahaan tersebut saat ini tengah menggarap proyek pembangkit listrik sebesar 660 MW di Cirebon Jawa Barat.

Pembangunan pembangkit listrik tersebut direncanakan akan menelan biaya sebesar US$ 779 juta, yang akan dilengkapi dengan teknologi lebih modern modern dengan menggunakan bahan energy batubara berkalori rendah. Proyek tersebut direncanakan akan selesai paling lambat akhir  tahun 2012.

Indika Group juga telah berhasil merambah dunia multimedia yang dikelola oleh beberapa anak perusahaan yang bernaung dibawah bendera Indika Multimedia Grup diantaranya PT. Indika Telemedia Mobile. Perusahaan tersebut didirikan tahun 1997 dengan produk terkenalnya yaitu value added services dan Business solution dengan merek dagang Visitel. Selain itu, Indika Multimedia Grup juga memiliki perusahaan yang bergerak pada stasiun radio yaitu PT. Radio Indika Milenia dengan nama Indika Radio, di frekuensi 91.60 FM.

JELI MEMANFAATKAN PELUANG BISNIS

Nama  Indika Group di percaturan bisnis di dalam negeri makin diperhitungkan dan dikenal. Terlebih setelah unit bisnis andalannya, pertambangan lewat bendera PT Indika Energy Tbk. go public tahun lalu. Nama Indika pun makin menjulang ke atas dan setiap langkahnya menjadi incaran pelaku bisnis.

Sukses lndika mengepakkan sayap bisnis-nya di negeri ini tak lepas dari kepiawaian sang pendiri, Agus Lasmono, putra bungsu pengusaha tenar di zaman Orde Baru, Sudwikatmono. Kepiawaian pengusaha muda ini  bisa dikatakan mewarisi bakat sang ayah dalam mengembangkan imperium bisnisnya. Bahkan disebut-sebut, Agus merupakan nakhoda baru bisnis keluarga Sudwikatmono yang dulu bernama  Subentra Group.

Memang, Indika berkembang sangat pesat. Padahal pada saat awal didirikan tahun 1998, garapan bisnis utamanya adalah entertain­ment. Konon, nama Indika pun mcrupakan singkatan dari Industri Informasidan Telekomunikasi.

Bisnis awal ini mcncerminkan jika Agus yang menyukai bidang seni. Alumni Pepperdine University. California, dan West Coast University. Los Angeles AS, ini adalah seorang disk jockey. Dulu nama Indika Entertainment sering muncul di televisi dan bioskop sebagai produser tayangan infotaiment. sinetron dan film.

Sekarang, garapan bisnis Indika meluas, meliputi berbagai jenis usaha. Di bisnis multimedia, ia mengibarkan bendera Indika FM. Indika Telemedia dan Indika Production serta memiliki saham di SCTV. Lalu.di bisnis hiburan. Indika mengelola beberapa. salah satunya Planet Hollywood. Di bidang properti, kelompok usaha mi membangun properti komersial dan industri.Sementara di bisnis petrokimia Agus memiliki PT. Petrokimia Nusantara Interindo (PENI) dan PT. Indika Energy di pertambangan. Dari seJumlah Anak Perusahaan itu, ada yang dimiliki Agus melalui pola akuisisi, di antaranya Indika FM, Peni dan Indika Energy.

Menurut kalangan pengamat bisnis, Agus adalah sosok yang cermat memantaatkan momentum bisnis. Plus adanya dukungan Finansial yang kuat, tak mengherankan sejumlah bisnis yang dianggap bakal menguntungkan ke depan dirambah Agus.

Dulu. saat lndika masuk ke bidang petrokimia dan pertambangan, banyak yang terheran-heran. Pasalnya, lndika sudah identik dengan pembesut bisnis hiburan. Namun, kecermatan Agus dalam memilih bisnis membuahkan hasil. Indika Energy. misalnya, sekarang disebut-sebut sebagai tulang punggung Indika Group dalam mencetak keuntungan.

Wajar, Indika Energy seperti itu karena perusahaan ini memiliki unit bisnis yang menghasilkan uang banyak yaitu bisnis batubara melalui PT. Kideco Jaya Agung yang diakuisisi pada 2004. Kideco ini marnpu memproduksi 20-22 juta ton batubara/tahun. Produksi sebesar itu menempatkan Indika Energy dalam jajaran lima besar perusahaan tambang batubara di negeri ini. Sebagai perbandingan, produsen batubara notnor vvahid, Bumi Resources, produksinya 60 juta ton/tahun, dan Adaro 40 juta ton.

Kini, Indika Group melalui Indika Energy telah berkembang menjadi kelompok usaha energii terintegrasi, dengan lini usaha pertambangan batubara, proyek pcmbangkit listrik dan jasa teknik, serta pengadaan dan konstruksi (engineering, procurement & construction). Usaha produksi batubaranya melalui kepemilikan 46% saham di Kideco. Bisnis pembangkit listriknya lewat kepemilikan 20% saham di PT Cirebon Electric Power, sedangkan bidang engineering, pengadaan dan konstruksi cligarap melalui PT Tripatra Engineering dan PT Tripatra Engineers & Constructors.

Tak sampai di situ, Indika Energy juga terus memperkuat bisnis di bidang pertambangan dengan mengakuisisi 77,90% saham PT Petrosea Tbk., perusahaan kontraktor pertambangan berskala besar, baru-baru ini. Dengan memiliki kontraktor tambang sendiri, Indika Energy akan semakin memaksimalkan keuntungan bisnisnya. Apalagi, dua tahun lalu telah melakukan merger dengan perusahaan mapan seperti Tripatra. Ini menunjukkan Agus dengan kelompok bisnisnya makin fokus mengembangkan bisnis pertambangan untuk jangka panjang, sehingga fondasi Indika Energy makin kokoh.

Meski bisnisnya sedang menggurita, Agus nampaknya kurang suka publikasi, dia sepertinya bermain di belakang layar. Agus berperan seperti itu karena, bagaimanapun, ia memiliki kaitan dengan rerzim Orde Baru. Seperti kita ketahui, Sudwikatmono adalah ipar mantan Presiden Soeharto. Sang pemilik lebih banyak di belakang layar karena semua bisnisnya dijalankan para profesional. Namun, sang pemilik tetap menjaga konsistensi pertumbuhan bisnisnya ke depan.

Dukungan finansial yang kuat juga karena kemampuan sang pemilik menjalin hubungan dengan pemodal di dalam dan luar negeri. Tentunya, Agus sebagai anak mantan pengusaha kakap juga turut berpengaruh atas modal yang didapatnya.

Dengan gaya kepemimpinan Agus seperti itu, salah satu unit bisnis lainnya yaitu Indika Production pun maju pesat. Bahkan, sampai sekarang masih beroperasi. Saat awal berdiri tahun 2000, Indika Production bermodalkan Rp 200 juta dan saat ini billing-nya sudah mencapai lebih dari Rp 40 miliar.

Ke depan prospek Indika Group untuk menjadi salah satu konglomerat papan atas sangat terbuka peluangnya. Terutama lewat bisnis energi dan  pertambangan lewat Indika Energy. Indika akan maju selama sang pemilik konsisten menjaga pertumbuhan bisnisnya.  Kemudian, Indika Energy pun harus lebih transparan dalam melakukan aksi korporasinya dengan menjalankan tata kelola perusahaan (corporate governance) yang lebih baik, sehingga akan menjadi pilihan investor publik.


                                                                                   * * *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Konglomerat Aneka Tambang Group & Kinerja Bisnisnya

8. ANEKA TAMBANG GROUP HOLDING COMPANY :   PT. ANEKA TAMBANG Tbk.       A l a m a t   : Kantor Pusat Gedung Aneka Tam...