12. AGUS LASMONO
A. Group Usaha yang Dimiliki atau Terafiliasi :
Indika Group
B. Posisi Penting Di Beberapa Perusahaan Ternama :
No
|
Nama Perusahaan
|
Posisi
|
Bidang
Usaha
|
Group Usaha
|
1.
|
PT. Indika Energy Tbk.
|
Vice President Commissioner
|
Energy
|
Indika
|
2.
|
PT. Indika Inti Corporindo
|
President Commissioner
|
Coal Mining
|
Indika
|
3.
|
PT. Indika Inti Mandiri
|
President Commissioner
|
Indika
|
|
4.
|
PT. Surya Citra Media Tbk.
|
Independent Commissioner
|
Television Broadcasting
|
Elang Mahkota
|
5.
|
PT. Indika Mitra Energy
|
Commissioner
|
Energy
|
Indika
|
6.
|
PT. Kideco Jaya Agug
|
Commissioner
|
Coal Mining
|
Indika
|
C. Jumlah
Perusahaan yang Dimiliki :
24 Perusahaan
Berikut
Perusahaan Afiliasinya
D. Bidang
Usaha yang Dimasuki :
Energi dan Pertambangan, Keuangan,
Multimedia
E. Total
Income Per Tahun (Estimasi) :
2018 - Rp 7.450,5 Milyar
2017 - Rp 6.850,0 Milyar
F. Mitra Bisnis Penting Dari Dalam Negeri :
a. Wiwoho Basuki Tjokronegoro (Indika)
b.
Pandri Prabono Moelyo (Indika)
G. Alamat Perusahaan Induk (Holding Company) :
Kantor
Pusat:
PT.
Indika Energy Tbk.
Gedung
Mitra Lantai 7
Jl.
Jend. Gatot Subroto Kav. 21
Jakarta 12930
Phone :
(021) 25509999
Fax : (021)
25509966
H. Latar
Belakang Pendidikan :
a. Bachelor
of Arts in Economics,
Pepperdine University, USA 1993
b. Master’s degree in International Business,
West Coast University,
USA 1995
I. Daftar Perusahaan Ternama yang Dimiliki atau Terafiliasi :
a. Bisnis
Energi & Pertambangan
-PT.
INDIKA ENERGY TBK.
(Holding Company)
-PT. KIDECO JAYA AGUNG
(Tambang Batubara)
-PT. INDIKA INTI CORPORINDO
(Tambang
Batubara)
-PT. TRIPATRA ENGINEERS & CONSTRUCTION
(Energy Services)
-PT. TRIPATRA ENGINEERING
(Energy
Services)
-PT. CIREBON ELECTRIC POWER
(Infrastruktur
Energi)
-PT. INDIKA MITRA ENERGY
(Infrastruktur
Energi)
-PT.
PETROSEA TBK.
b. Jasa
Keuangan
-PT. INDIKA INTI CORPORINDO
-ASIA PROSPERITY COAL B.V.
-PT. INDIKA POWER INVESTMENTS
-INDO INTEGRATED ENERGY B.V.
-PT. INDIKA INFRASTRUKTUR INVESTINDO
-TRIPATRA SINGAPORE PTE. LTD.
-TRIPATRA INVESTMENT LTD.
c. Multi
Media
-PT. INDIKA TELEMEDIA MOBILE
-PT. RADIO INDIKA MILENIA
(Radio
Broadcasting)
-PT. INDIKA CIPTA MANDIRI
(Production
House)
-PT.
INDIKA CIPTA KREASI
(Event Organizer)
-PT.
INDIKA SIAR SARANA
(Broadcast Equipment Supplier)
-PT.
INDIKA PIRANTI SOLUSINDO
(Hardware Distributor)
-PT.
INDIKA MULTIMEDIA
(Distributor, Service)
d. Lainnya
-PT. INOVEAT MITRA UTAMA
-PT. INDIKA INTI MANDIRI
-PT. POLYPET KARYAPERSADA
J. KINERJA
BISNIS :
Agus
Lasmono adalah tokoh dibalik suksesnya Indika Group hingga berkembangan menjadi
konglomerat papan atas di Indonesia. Indika Grup merupakan kelompok usaha yang
didirikan tahun 2000 oleh Putra Sudwikatmono (alm) yaitu Agus Lasmono. Awalnya
kelompok usaha ini bernama Subentra Grup milik ayah Agus Lasmono yaitu
Sudwikatmono yang sekaligus merupakan sepupu dari mantan presiden Soeharto.
Sudwikatmono merupakan pengusaha terkemuka di Indonesia yang menguasai banyak
perusahaan dan memiliki bisnis diberbagai bidang yaitu di bidang industry semen, petrokimia,
energy, pertambangan dan perbankan. Namun pada saat terjadinya krisis ekonomi
sekaligus jatuhnya rezim Soeharto tahun 1998, bisnis yang dikelolanya mengalami
keterpurukan yang akibatnya saham dari beberapa perusahaan miliknya telah diserahkan
kepada Pemerintah sebagai kompensasi atas utangnya. Salah
satunya yaitu Bank Subentra yang
merupakan bank yang telah dilikuidasi oleh Pemerintah. Setelah krisis tersebut
berakhir bisnis keluarga tersebut kemudian diserahkan kepada Agus Lasmono
dengan nama INDIKA Grup.
Sepeninggal ayahnya pada Januari
2011, Agus yang memegang kendali penuh di Indika Group. Saat ini Indika Grup
memiliki beberapa unit usaha diantaranya dibidang energy dan multi media.
Bisnis dibidang energy merupakan salah satu pendapatan terbesarnya,
melalui PT. Indika Energy Tbk. yang
sebelumnya bernama PT. Indika Inti Energy Tbk. sebagai induk perusahaannya. PT.
Indika Energy Tbk. memiliki beberapa usaha diantaranya energy resources (sumber
energy), energy Services dan energy infrastructure.
Dibidang Energy resources yaitu
bisnis tambang batubara, ada dua anak perusahaan Indika Group yaitu PT. Kideco Jaya Agung dan PT. Indika
Inti Corporindo. PT. Kideco Jaya Agung sebagai produsen tergolong besar di
Indonesia, yang operasinya dimulai tahun
1993 dengan jumlah produksi sebanyak 1,4 juta ton. Kemudian
tahun 2007 jumlah produksinya mengalami peningkatan sebanyak 20,5 juta ton.
Selain itu PT. Kideco jaya Agung
merupakan produsen batubara dengan menggunakan biaya produksi sangat rendah
yang mengoperasikan 50.400 hektar areal konsesi di Pasir, Kalimantan Timur dan
memegang hak pertambangan batubara di bawah generasi pertama Kontrak Karya (KK)
batubara dengan Pemerintah Indonesia sampai tahun 2023.
Adapun yang menjadi pelanggan utama
dari perusahaan tersebut adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembangkit
listrik yang tersebar dibeberapa Negara Asia, Eropa dan Amerika Utara.
Sementara itu perusahaan yang mengelola unit usaha dibidang
pelayanan energinya, PT. Indika Energy Tbk. memiliki dua anak perusahaan yaitu
PT. Tripatra Engineers & Contruction dan PT. Tripatra Engineering. Keduanya
merupakan perusahaan yang menyediakan bahan logistic, pengadaan bahan baku dan
kontruksi kepada perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang energy dan
infrastruktur di Indonesia maupun manca negara. Kedua perusahaan tersebut
didirikan tahun 1973, dan telah memiliki beberapa pelanggan diantaranya Exxon
Mobil Oil, Chevron, BP Migas, Hess, Conoco Philips, Telkom, PGN dan
Excelcomindo (XL Axiata).
Setelah menggeluti dua bidang usaha
tersebut, kemudian PT. Indika Energi Tbk. melakukan ekspansi bisnis dibidang
pembangkit listrik (Energi infrastruktur) dengan mendirikan PT. Cirebon
Electric Power (CEP) tahun 2007. Perusahaan tersebut merupakan konsorsium
internasional yang melibatkan perusahaan energi terkemuka di Asia seperti
Marubeni Corporation, Korea Midland Power, dan Samtan. Perusahaan tersebut saat
ini tengah menggarap proyek pembangkit listrik sebesar 660 MW di Cirebon Jawa
Barat.
Pembangunan pembangkit listrik
tersebut direncanakan akan menelan biaya sebesar US$ 779 juta, yang akan
dilengkapi dengan teknologi lebih modern modern dengan menggunakan bahan energy
batubara berkalori rendah. Proyek tersebut direncanakan akan selesai paling
lambat akhir tahun 2012.
Indika Group juga telah berhasil
merambah dunia multimedia yang dikelola oleh beberapa anak perusahaan yang
bernaung dibawah bendera Indika Multimedia Grup diantaranya PT. Indika
Telemedia Mobile. Perusahaan tersebut didirikan tahun 1997 dengan produk
terkenalnya yaitu value added services dan Business solution dengan merek
dagang Visitel. Selain itu, Indika Multimedia Grup juga memiliki perusahaan
yang bergerak pada stasiun radio yaitu PT. Radio Indika Milenia dengan nama
Indika Radio, di frekuensi 91.60 FM.
JELI MEMANFAATKAN PELUANG BISNIS
Nama Indika Group di percaturan bisnis di dalam
negeri makin diperhitungkan dan dikenal. Terlebih setelah unit bisnis
andalannya, pertambangan lewat bendera PT Indika Energy Tbk. go public tahun lalu. Nama Indika pun makin menjulang ke atas dan
setiap langkahnya menjadi incaran pelaku bisnis.
Sukses
lndika mengepakkan sayap bisnis-nya di negeri ini tak lepas dari kepiawaian
sang pendiri, Agus Lasmono, putra bungsu pengusaha tenar di zaman Orde Baru,
Sudwikatmono. Kepiawaian pengusaha muda ini
bisa dikatakan mewarisi bakat sang ayah dalam mengembangkan imperium
bisnisnya. Bahkan disebut-sebut, Agus merupakan nakhoda baru bisnis keluarga
Sudwikatmono yang dulu bernama Subentra Group.
Memang,
Indika berkembang sangat pesat. Padahal pada saat awal didirikan tahun 1998,
garapan bisnis utamanya adalah entertainment. Konon, nama Indika pun
mcrupakan singkatan dari Industri Informasidan Telekomunikasi.
Bisnis
awal ini mcncerminkan jika Agus yang menyukai bidang seni. Alumni Pepperdine
University. California, dan West Coast University. Los Angeles AS, ini adalah
seorang disk jockey. Dulu nama Indika Entertainment sering muncul di televisi dan bioskop
sebagai produser tayangan infotaiment. sinetron dan film.
Sekarang,
garapan bisnis Indika meluas, meliputi berbagai jenis usaha. Di bisnis
multimedia, ia mengibarkan bendera Indika FM. Indika Telemedia dan Indika
Production serta memiliki saham di SCTV. Lalu.di bisnis hiburan. Indika
mengelola beberapa. salah satunya Planet Hollywood. Di
bidang properti, kelompok usaha mi membangun properti komersial dan
industri.Sementara di bisnis petrokimia Agus memiliki PT. Petrokimia Nusantara
Interindo (PENI) dan PT. Indika Energy di pertambangan. Dari seJumlah Anak
Perusahaan itu, ada yang dimiliki Agus melalui pola akuisisi, di antaranya
Indika FM, Peni dan Indika Energy.
Menurut
kalangan pengamat bisnis, Agus adalah sosok yang cermat memantaatkan momentum
bisnis. Plus adanya dukungan Finansial yang kuat, tak mengherankan sejumlah
bisnis yang dianggap bakal menguntungkan ke depan dirambah Agus.
Dulu.
saat lndika masuk ke bidang petrokimia dan pertambangan, banyak yang
terheran-heran. Pasalnya, lndika sudah identik dengan pembesut bisnis hiburan.
Namun, kecermatan Agus dalam memilih bisnis membuahkan hasil. Indika Energy. misalnya, sekarang disebut-sebut sebagai tulang punggung
Indika Group dalam mencetak keuntungan.
Wajar,
Indika Energy seperti itu karena perusahaan ini memiliki unit bisnis yang
menghasilkan uang banyak yaitu bisnis batubara melalui PT. Kideco Jaya Agung
yang diakuisisi pada 2004. Kideco ini marnpu memproduksi 20-22 juta ton
batubara/tahun. Produksi sebesar itu menempatkan Indika Energy dalam jajaran
lima besar perusahaan tambang batubara di negeri ini. Sebagai perbandingan,
produsen batubara notnor vvahid, Bumi Resources, produksinya 60 juta ton/tahun,
dan Adaro 40 juta ton.
Kini,
Indika Group melalui Indika Energy telah berkembang menjadi kelompok usaha
energii terintegrasi, dengan lini usaha pertambangan batubara, proyek
pcmbangkit listrik dan jasa teknik, serta pengadaan dan konstruksi (engineering,
procurement & construction). Usaha produksi batubaranya melalui
kepemilikan 46% saham di Kideco. Bisnis pembangkit listriknya lewat kepemilikan
20% saham di PT Cirebon Electric Power, sedangkan bidang engineering, pengadaan
dan konstruksi cligarap melalui PT Tripatra Engineering dan PT Tripatra
Engineers & Constructors.
Tak
sampai di situ, Indika Energy juga terus memperkuat bisnis di bidang
pertambangan dengan mengakuisisi 77,90% saham PT Petrosea Tbk., perusahaan
kontraktor pertambangan berskala besar, baru-baru ini. Dengan memiliki
kontraktor tambang sendiri, Indika Energy akan semakin memaksimalkan keuntungan
bisnisnya. Apalagi, dua tahun lalu telah melakukan merger dengan perusahaan mapan seperti Tripatra. Ini
menunjukkan Agus dengan kelompok bisnisnya makin fokus mengembangkan bisnis
pertambangan untuk jangka panjang, sehingga fondasi Indika Energy makin kokoh.
Meski
bisnisnya sedang menggurita, Agus nampaknya kurang suka publikasi, dia
sepertinya bermain di belakang layar. Agus berperan seperti itu karena,
bagaimanapun, ia memiliki kaitan dengan rerzim Orde Baru. Seperti kita ketahui,
Sudwikatmono adalah ipar mantan Presiden Soeharto. Sang pemilik lebih banyak di
belakang layar karena semua bisnisnya dijalankan para profesional. Namun, sang
pemilik tetap menjaga konsistensi pertumbuhan bisnisnya ke depan.
Dukungan
finansial yang kuat juga karena kemampuan sang pemilik menjalin hubungan dengan
pemodal di dalam dan luar negeri. Tentunya, Agus sebagai anak mantan pengusaha
kakap juga turut berpengaruh atas modal yang didapatnya.
Dengan
gaya kepemimpinan Agus seperti itu, salah satu unit bisnis lainnya yaitu Indika
Production pun maju pesat. Bahkan, sampai sekarang masih beroperasi. Saat awal berdiri tahun 2000, Indika Production bermodalkan Rp
200 juta dan saat ini billing-nya sudah mencapai lebih dari Rp 40
miliar.
Ke depan prospek Indika Group untuk menjadi
salah satu konglomerat papan atas sangat terbuka peluangnya. Terutama lewat
bisnis energi dan pertambangan lewat
Indika Energy. Indika akan maju selama sang pemilik konsisten menjaga
pertumbuhan bisnisnya. Kemudian, Indika
Energy pun harus lebih transparan dalam melakukan aksi korporasinya dengan
menjalankan tata kelola perusahaan (corporate governance) yang lebih
baik, sehingga akan menjadi pilihan investor publik.
* * *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar