Pages - Menu

Popular Posts

2 Januari 2019

Kabar Orang-Orang Paling Tajir Di Indonesia



Konglomerat Dato Sri Tahir Tukar Dolar ke Rupiah Senilai Rp 2 Triliun

Pendiri Mayapada Grup Dato Sri Tahir atau bisa dikenal dengan nama singkat Tahir, yakin tidak ada masalah dengan perkonomian Indonesia. Untuk itu, dirinya mengimbau para pengusaha nasional ramai-ramai menukarkan dolarnya ke rupiah. Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Selasa (16/10/2018), untuk membantu menaikkan nilai tukar rupiah terus menurun, konglomerat Dato Sri Tahir menukarkan uang dolar Amerika dan Singapura miliknya ke mata uang rupiah.

Tak tanggung-tanggung, pemilik Mayapada Groupyang juga seorang filantropis  ini menukar senilai lebih dari Rp 2 triliun. Dato Tahir melaporkan kegiatannya ini ke Bank Indonesia. Hasil penukarannya akan dijadikan modal Bank Mayapada, bank miliknya. Salah satu orang terkaya di Indonesia ini juga berharap banyak pengusaha lain yang mengikuti langkahnya menukarkan mata uang asing ke rupiah.

Jadi Anak Konglomerat Indonesia, Armand Hartono Tetap Anut Filosofi Orang Jawa

TRIBUNNEWS.COM - Biasanya gaya hidup anak seorang konglomerat hidup bergelimang kemewahan. Glamor, banyak uang dan sering bepergian keluar negeri untuk liburan tentu tak asing bagi anak seorang konglomerat. Namun salah satu anak dari konglomerat pemilik Djarum Group ini bisa kita contoh kepribadiannya.

Dikutip dari Intisari, Armand Wahyudi Hartono, putra bungsu dari pemilik PT Djarum Budi Hartono ini bisa dibilang hidup jauh dari kata mewah. Padahal jika mau, dirinya bisa hidup bergelimang harta tanpa takut kehabisan uang. Armand memilih hidup hemat dan sederhana. Armand memang pribadi yang tak suka aneh-aneh. Menukil dari Kompas.com, terhitung aset kekayaan Armand sebesar Rp 113 triliun berdasar dari catatan Forbes tahun 2015 lalu.

Didaulat jadi Wakil Direktur Utama BCA pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tak membuat Armand merasa gengsi makan di kantin. Gaya hidup sederhana rupanya diterapkan Armand untuk tetap low profile.

Kronologi Penangkapan Cucu Konglomerat Pakai Kokain di SCBD
Rabu, 22 Agustus 2018

JAKARTA, iNews.id – RM alias Richard, cucu seorang konglomerat Indonesia ditangkap karena kasus narkoba. Dia tepergok memakai kokain di salah satu toilet restoran kawasan SCBD Jakarta, Rabu (22/8/2018) dini hari. Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea menuturkan, penangkapan dilakukan oleh Kombes Pol Herry Heryawan (mantan Kapolresta Depok Kombes Pol Herry Heryawan). Dalam status Instagram itu pula Hotman memberikan kode nama tersangka, yakni RM, cucu konglomerat yang mantan notaris.

Berdasarkan data orang terkaya di Indonesia, mantan notaris yang berstatus konglomerat tertsebut adalah Kartini Muljadi, pendiri grup Tempo Scan Pacific. Kartini Muljadi memiliki cucu alias generasi ketiga dari keluarga kaya-raya ini, yaitu Richard Muljadi (RM). Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengakui, Richad diringkus karena menyalahgunakan narkoba jenis kokain, Rabu (22/8/2018) dini hari tadi. Menurut Argo, dari tangan tersangka, polisi menyita sejumlah barang bukti, antara lain ponsel iPhone X dan uang 5 dolar Australia.

Dia menjelaskan, di uang dolar tersebut polisi menemukan sisa-sisa kokain yang menempel, sedangkan di ponsel terdapat serbuk kokain. "Di layarnya terdapat serbuk putih yang diduga kokain sisa pakai dan di uang terdapat serbuk putih diduga kokain sisa pakai," ungkapnya. Berdasarkan keterangan, Richad mengaku barang haram tersebut dapat dari orang suruhan berinisial ML yang hingga saat ini masih dalam pengejaran. "Awalnya tersangka menerima barang bukti dari orang tidak dikenal atas suruhan ML (DPO)," kata Argo.Menurut dia, hingga saat ini pihak kepolisian masih melakukan pengembangan atas kasus tersebut.

Bambang Hartono, Konglomerat Pemilik Djarum Group Peraih Medali Asian Games 2018

Selesai sudah misi Michael Bambang Hartono, orang terkaya di Indonesia pendiri sekaligus pemilik Djarum Group. Dia adalah atlet tertua Asian Games 2018, untuk meraih medali. Pria berusia 78 tahun ini berhasil meraih medali perunggu di cabang olahraga bridge. Bambang merupakan salah satu atlet yang masuk dalam nomor supermixed team, bersama Bert Toar Polii, yang juga sudah berusia 64 tahun. Di nomor supermixed team, pasangan Bambang dan Polii berhasil mengumpulkan total 60.000 poin.

Kesuksesan Bambang ini tak lepas dari buah ketekunannya. Selain memegang rekor atlet Indonesia tertua di Asian Games Indonesia, Bambang juga menjadi atlet tertua Indonesia yang berhasil meraih medali di Asian Games.

Dalam berita sebelumnya, diketahui Bambang adalah seorang konglomerat Indonesia. Terlahir dengan nama, Oei Hwie Siang, Bambang memang sudah menggeluti bridge sejak usia enam tahun. Saat ini, bridge tetap ditekuni Bambang agar tetap menjaga ingatannya tetap sehat tak termakan usia. Menurutnya, bridge juga bisa melatih ingatan seperti halnya hobi Bambang yang lain, senam Tai Chi.

Pria yang lahir di Kudus, Jawa Tengah, 2 Oktober 1939, merupakan bos bank terkemuka, BCA. Selain itu, Bambang juga merupakan pemilik perusahaan produsen rokok terbesar Indonesia, PT. Djarum. Menurut data Forbes, kekayaan Bambang mencapai $14 miliar, atau setara dengan Rp 204,6 triliun. Dengan kekayaan tersebut, Bambang bersama adiknya Robert Budi Hartono, menjadi orang terkaya di Indonesia.


Ciliandra Fangiono Pemilik Ciliandra Group, Konglomerat Indonesia Jebolan Cambridge
Senin, 30 Juli 2018
Editor : Fauzi Iyabu | Reporter : Oktaviani  
Tidak banyak yang mengenal sosok Ciliandra Fangiono. Padahal, ia termasuk salah satu konglomerat Indonesia, bahkan menjadi yang termuda dalam daftar orang terkaya di Indonesia versi Forbes. Ciliandra masuk daftar bergengsi ini pada tahun 2014 lalu atau saat baru menginjak usia 41 tahun. Dalam daftar tersebut, ia duduk di peringkat ke-22 dari 50 orang terkaya di Indonesia tahun tersebut versi Majalah Forbes dengan kekayaan sekira US$ 1,42 miliar atau sekira Rp 19,17 triliun.

Kekayaannya berasal dari perusahaan keluarga yang bernama First Resources (Ciliandra Group), perusahaan multi nasional yang bergerak di bidang kelapa sawit terpadu. Perusahaan ini awalnya dirintis oleh ayah Fangiono, Martias. Di tangan Fangiono, bisnis ini semakin menggurita. Lahan sawit yang dimilikinya saat ini tersebar di Riau dan beberapa lagi di Kalimantan.

Ciliandra berhasil meningkatkan ukuran area perkebunan kelapa sawit perusahaan dari 146.000 hektar menjadi 247.000 hektar. Selain itu, ia juga membangun satu perusahaan lagi di bawah First Resources Limited, yakni PT Ciliandra Perkasa. Perusahaan ini berkaitan dengan pengilangan dan produksi minyak sawit, sehingga pabrik kimia First Resources dapat memperoleh akses lebih baik kepada minyak sawit. Oleh karena itu, kedua perusahaan saling mendukung.  Prestasi terbesar perusahaan ini adalah mengakuisisi lahan seluas 100 ribu hektar, untuk perkebunan Kelapa Sawit di Kalimantan Timur sebagai salah satu pusat industri Kelapa Sawit.

Demi meningkatkan pengetahuannya di bidang bisnis, Ciliandra meneruskan studinya dengan mengambil jurusan Master of Arts (Ekoconomic) di University of Cambridge. Selama perkuliahan, ia dikenal sangat cerdas dan berprestasi. Ia pernah memenangkan penghargaan PriceWaterhouse Book Prize.

Kunci kesuksesannya dalam memimpin, memperbaiki, dan membuat perusahaan adalah belajar tanpa akhir. Sebagai seorang putra pemilik bisnis, ia beruntung bisa memperoleh gelar sarjana ekonomi dari Cambridge University. Kemudian, ia menghabiskan beberapa tahun bekerja sebagai staf pada divisi investasi bank di Meryl Lynch di Singapura. Di sini, ia bekerja sambil meningkatkan pengetahuan dan kepandaiannya dalam merger, akuisisi, dan pengetahuan bisnis umum.

Dengan seluruh pengetahuan, pengalaman, dan pembelajarannya, tidak heran Ciliandra Fangiono berhasil menjadi konglomerat Indonesia sekaligus milyuner termuda yang berhasil masuk daftar bergengsi versi Forbes.

Daftar Terbaru 150 Orang Terkaya Di Indonesia 

Tommy Kurnia
27 Juli 2018

Liputan6.com, Jakarta - Seperti tahun-tahun sebelumnya, Globe Asia pada tahun 2018 kembali mengeluarkan daftar orang-orang terkaya di Indonesia.  Ada yang unik pada tahun ini, yakni kemunculan para pemain baru yang semuanya berasil dari perusahaan rintisan (startup).
Sebut saja pendiri Go-Jek Nadiem Makarim dan pendiri Tokopedia, William Tanuwijaya, para pemuda tersebut berhasil masuk ke daftar orang terkaya.

Ada pula nama-nama yang aktif di dunia politik seperti Sandiaga Uno, dan nama anak-anak Soeharto. Berikut daftar lengkap orang-orang terkaya di Indonesia pada tahun 2018:


150. Nadiem Makarim (Usia 33 Tahun)
Go-Jek
USD 100 juta
149. Achmad Zaky (Usia 31 Tahun)
Bukalapak
USD 105 juta
148. William Tanuwijaya (Usia 36 Tahun)
Tokopedia
USD 130 juta
147. Tandean Rustandy (Usia 62 Tahun)
Arwana Citramulia Group
USD 135 juta
146. Ferry Unardi (Usia 30 Tahun)
Traveloka
USD 145 juta
145. Soedjono (Usia 70 Tahun)
Wira Sakti Adimulya
USD 145 juta
144. GS Margono (Usia 79 Tahun)
Gapura Prima Group
USD 145 juta
143. Ludijanto Setijo (Usia 49 Tahun) & Keluarga
Pan Brothers Tex Group
USD 150 juta
142. Jacobus Busono (Usia 79 Tahun)
Pura Group
USD 152 juta
141. Mintarjo Halim (Usia 64 Tahun)
Sandratex
USD 150 juta
140. Batihalim Stefanus (Usia 54 Tahun)
Nojorono Tobacco Group
USD 155 juta
139. A Tong (Usia 75 Tahun)
Roda Vivatex Group
USD 160 juta
138. Honggo Wendratno (Usia 53 Tahun)
Arsari Pratama Group
USD 175 juta
137. Rudy Unjoto (Usia 71 Tahun)
Daliatex Kusuma Group
USD 180 juta
136. Anna Bambang Surjo Sunindar (Usia 66 Tahun)
Kirana Tanker
USD 180 juta
135. Shindo Sumidomo (Usia 63 Tahun)
Siantar Top Group
USD 185 juta
134. Iskandar Widyadi (Usia 82 Tahun)
Bank Jasa Jakarta
USD 185 juta
133. Ricardo Gelael (Usia 59 Tahun)
Gelael Group (Fast Food Indonesia Group)
USD 185 juta
132. G Lukman Pudjiadi (Usia 63 Tahun)
Jayakarta Group (Prestige Group)
USD 200 juta
131. Patrick Walujo (Usia 35 Tahun)
Northstar Capital
USD 200 juta
130. Siti Hardijanti Rukmana (Usia 71 Tahun)
Citra Lamtoro Gung Persada Group
USD 205 juta
129. Mardjoeki Atmadiredja (Usia 75 Tahun)
Surya Toto Indonesia Group
USD 220 juta
128. Samin Tan (Usia 57 Tahun)
Borneo Lumbung Energy and Metal Group
USD 230 juta
127. Stanley S Atmadja (Usia 63 Tahun)
Asco Automotive Group (Tunas Ridean Group)
USD 235 juta
126. Harry Sanusi (Usia 52 Tahun)
Kino Group
USD 235 juta
125. Sri Sultan Hamengkubuwono X (Usia 74 Tahun)
Sultan Yogyakarta
USD 250 juta
124. Bambang Trihatmodjo (Usia 64 Tahun)
Asriland Group
USD 250 juta
123. Ilham Habibie  (Usia 54 Tahun) & Thareq Habibie (Usia 52 Tahun)
Ilthabi Rekatama Group
USD 250 juta
122. Budi Purnomo Hadisurjo (Usia 82 Tahun)
Optik Melawai
USD 250 juta
121. Sendi Bingei (Usia 90 Tahun)
Sumatra Tobacco Trading Group
USD 252 juta
120. Anton Setiawan (Usia 73 Tahun)
Tunas Group
USD 255 juta
119. Rachmat Gobel (Usia 57 Tahun)
Gobel International (Panasonic Group)
USD 260 juta
118. Johanes B. Kotjo (Usia 73 Tahun)
Apac Group
USD 260 juta
117. Pontjo Sutowo (Usia 68 Tahun)
Nugra Santana Group
USD 265 juta
116. Kaharudin Ongko (Usia 82 Tahun)
Ongko Group
USD 270 juta
115. Elizabeth Sindoro (Usia 61 Tahun)
Dan Liris, Paramount Group
USD 270 juta
114. Tan Tjai Kie (Usia 65 Tahun)
Gunung Garuda Steel Group
USD 300 juta
113. Siswono Yodohusodo (Usia 77 Tahun)
Bangun Cipta Sarana Group
USD 300 juta
112. Karmaka Surjaudaja (Usia 85 Tahun)
OCBC NISP Group
USD 300 juta
111. Soetjipto Nagaria (Usia 78 Tahun)
Summarecon Group
USD 305 juta
110. Harry Susilo (Usia 77 Tahun)
Sekar Group
USD 305 juta
109. Henry Onggo (Usia 85 Tahun)
Ratu Sayang Group
USD 310 juta
108. Chandra Lie (Usia 55 Tahun) & Hendry Lie (Usia 53 Tahun)
Sriwijaya Air Group
USD 320 juta
107. Boyke Gozali (Usia 70 Tahun)
Mitra Adi Perkasa Group
USD 350 juta
106. Didi Dawis (Usia 73 Tahun)
Ling Brothers Group
USD 350 juta
105. Djoenaedi Joesoef (Usia 86 Tahun)
Konimex Group
USD 355 juta
104. Oesman Sapta Odang (Usia 69 Tahun)
OSO Group
USD 355 juta
103. Johnny Widjaja (Usia 86 Tahun)
Sintesa Group
USD 360 juta
102. Iwan Lukminto (Usia 43 Tahun)
Sritex Group
USD 365 juta
101. Muljadi Budiman (Usia 64 Tahun)
Honda Prospect Motor
USD 370 juta
100. Tatang Hermawan (Usia 68 Tahun)
Fuju Palapa Textiles, Bank Parahyangan
USD 375 juta
99. Sabana Prawidjaja (Usia 77 Tahun)
Ultrajaya Group
USD 390 juta
98. Jahja Santoso (Usia 74 Tahun)
Sanbe Farma Group
USD 395 juta
97.Rudolph Merukh (Usia 53 Tahun)  & Lucky Merukh (Usia 54 Tahun)
Merukh Enterprises Group
USD 400 juta
96. Yos Sutomo (Usia 88 Tahun)
Sumber Mas Group
USD 405 juta
95. Dahlan Iskan (Usia 69 Tahun)
Jawa Pos Group
USD 410 juta
94. Iwan Budi Brasali (Usia 72 Tahun) & Aldo Brasali (Usia 52 Tahun)
Brasali Group
USD 420 juta
93. Widarto (Usia 74 Tahun)
Sungai Budi Group
USD 415 juta
92. Heru Hidayat (Usia 46 Tahun)
Inti Agri Resources Group
USD 440 juta
91. Kris Taenar Wiluan (Usia 70 Tahun)
Citra Mas Group
USD 445 juta
90. Sukamdani Sahid Gitosardjono (Alm.) & keluarga
Sahid Group
USD 450 juta
89. Hendro Gondokusumo (Usia 70 Tahun)
Intiland Group
USD 456 juta
88. Rosan Perkasa Roeslani (Usia 50 Tahun)
Recapital Group
USD 460 juta
87. Stefanus Lo (Usia 50 Tahun) & Keluarga
Frank & Co. Group
USD 465 juta
86. Jimmy Masrin (Usia 57 Tahun)
Lautan Luas Group
USD 490 juta
85. Sandiaga Salahuddin Uno (Usia 50 Tahun)
Saratoga Group, Recapital Group
USD 300 juta
84. Rudy Suliawan  (Usia 67 Tahun)
Karang Mas Sejahtera Group
USD 500 juta
83. Henry Pribadi (Usia 71 Tahun)
Napan Group
USD 500 juta
82. Ginawan Tjondro (Usia 64 Tahun)
CNI Group
USD 510 juta
81. Amirsjah Risjad (Usia 51 Tahun)
Risjadson Group
USD 515 juta
80. Purnomo Prawiro (Usia 80 Tahun)
Blue Bird Group
USD 520 juta
79. George Tahija (Usia 60 Tahun) & Sjakon Tahija (Usia 65 Tahun)
Austindo Nusantara Jaya Group
USD 550 juta
78. Alim Markus (Usia 67 Tahun)
Maspion Group
USD 560 juta
77. Surya Dharma Paloh alias Surya Paloh (Usia 68 Tahun)
Media Indonesia Group
USD 575 juta
76. Tan Kian (Usia 61 Tahun)
Dua Mutiara Group
USD 600 juta
75. Sudhamek (Usia 62 Tahun)
Garuda Food Group
USD 600 juta
74. Trihatma Kusuma Haliman (Usia 66 Tahun)
Agung Podomoro Group
USD 605 juta
73. Sofjan Wanandi (Usia 74 Tahun)
Gemala Santini Group
USD 610 juta
72. Paulus Tumewu (Usia 66 Tahun)
Ramayana Group
USD 610 juta
71. Soegiharto Sosrodjoyo (Usia 84 Tahun)
Rekso Group
USD 610 juta
70. Benny Suherman (Usia 71 Tahun)
Studio 21 Group
USD 610 juta
69. Sutanto Djuhar (Usia 89 Tahun)
First Pacific Group
USD 630 juta
68. Harjo Sutanto (Usia 78 Tahun)
Wings Group
USD 630 juta
67. Bachtiar Karim (Usia 61 Tahun)
Musim Mas Group
USD 630 juta
66. Subianto Tjandra (Usia 74 Tahun)
Ateja Group
USD 630 juta
65. Mucki Tan (Usia 59 Tahun)
Rodamas Group
USD 654 juta
64. Mohammad Reza Chalid (Usia 58 Tahun)
Global Energy Resources Group
USD 650 juta
63. Achmad Hadiat Kismet Hamami (Usia 84 Tahun)
ABM Investment Group (Trakindo Group)
USD 650 juta
62. Eka Tjandranegara (Usia 71 Tahun)
Mulia Group
USD 650 juta
61. John Chuang (Usia 68 Tahun)
Ceres Indonesia Group, Petra Food Group
USD 655 juta
60. Hutomo Mandala Putra (Usia 56 Tahun)
Humpuss Group
USD 670 juta
59. Jan Darmadi (Usia 77 Tahun)
Jan Darmadi Group
USD 740 juta
58. Osbert Lyman (Usia 68 Tahun)
Lyman Group
USD 760 juta
57. Boenjamin Setiawan (Usia 85 Tahun) & Keluarga
Kalbe Farma Group
USD 840 juta
56. Alexander Tedja (Usia 74 Tahun) & Melinda Tedja (Usia 74 Tahun)
Pakuwon Djati Group
USD 870 juta
55. Kuncoro Wibowo (Usia 63 Tahun)
Ace Hardware Group
USD 900 juta
54. Jusuf Kalla (Usia 76 Tahun) & Keluarga
Kalla Group
USD 900 juta
53. Desi Sulistio Hidayat (Usia 87 Tahun) & Keluarga
Sido Muncul Group
USD 905 juta
52. Luntungan Honoris (Usia 69 Tahun)
Modern Group
USD 910 juta
51. Hashim Djojohadikusumo (Usia 64 Tahun)
Arsari Group
USD 915 juta
50. Tomy Winata (Usia 60 Tahun)
Artha Graha Group
USD 930 juta
49. Johan Lensa (Usia 68 Tahun)
J Resources Group
USD 955 juta
48. Gunawan Jusuf (Usia 64 Tahun)
Sugar Group Companies Group
USD 965 juta
47. Sugianto Kusuma (Usia 67 Tahun)
Agung Sedayu Group, Artha Graha Group
USD 970 juta
46. Ninin Subianto (Usia 52 Tahun)
Persada Capital Group
USD 980 juta
45. Winarko Sulistyo (Usia 72 Tahun)
Fajar Surya Wisesa Group
USD 1 miliar
44. Martias Fangiono (Usia 80 Tahun) & Tjiliandra Fangiono (Usia 42 Tahun)
First Resources Group (Ciliandra Group)
USD 1,15 miliar
43. Husein Djojonegoro (Usia 68 Tahun)
ABC Group, Orang Tua Group
USD 1,2 miliar
42. Rusdi Kirana (Usia 55 Group)
Lion Air Group
USD 1,2 miliar
41. Jogi Hendra Atmadja (Usia 72 Tahun)
Mayora Group
USD 1,25 miliar
40. Mu'min Ali Gunawan (Usia 79 Tahun)
Panin Group
USD 1,3 miliar
39. Arifin Panigoro (Usia 72 Tahun) & Hilmi Panigoro (Usia 62 Tahun)
Medco International Group
USD 1,3 miliar
38. Surya Darmada (Usia 68 Tahun)
Duta Palma Nusantara Group
USD 1,3 miliar
37. Hartadi Angkosubroto (Usia 65 Tahun) & Husodo Angkosubroto (Usia 63 Tahun)
Gunung Sewu Group
USD 1,35 miliar
36. Handojo Muljadi (Usia 52 Tahun)
Tempo Group
USD 1, 35 miliar
35. Prajogo Pangestu (Usia 68 Tahun)
Barito Pacific Group
USD 1,38 miliar
34. Handojo Santoso (Usia 55 Tahun)
Japfa Comfeed Group
USD 1,4 miliar
33. Djoko Susanto (Usia 69 Tahun)
Sumber Alfaria Trijaya Group (Alfamart Group)
USD 1,4 miliar
32. Murdaya Poo (Usia 77 Tahun) & Siti Hartati Murdaya (Usia 72 Tahun)
Central Cipta Murdaya Group
USD 1,4 miliar
31. Ciputra (Usia 86 Tahun)
Ciputra Group
USD 1,4 miliar
30. Dato Low Tuck Kwong (Usia 69 Tahun)
Bayan Resources Group
USD 1,45 miliar
29. Garibaldi "Boy" Thohir (Usia 53 Tahun)
TNT Group, Adaro Group
USD 1,45 miliar
28. The Nin King (Usia 87 Tahun)
Argo Manunggal Group
USD 1,5 miliar
27. Kiki Barki (Usia 78 Tahun)
Harum Energy Group
USD 1,5 miliar
26. Haryanto Adikoesoemo (Usia 72 Tahun)
AKR Corporindo
USD 1,5 miliar
25. Wiwoho Basuki Tjokronegoro (Usia 79 Tahun)
Indika Energy Group
USD 1,5 miliar
24. Lim Hariyanto Wijaya Sarwono (Usia 89 Tahun)
Harita Group
USD 1,5 miliar
23. Benjamin Jiaravanon (Usia 45 Tahun) & Jialipto Jiaravanon (Usia 43 Tahun)
Charoen Pokphand Indonesia Group
USD 1,6 milair
22. Agus Lasmono Sudwikatmono (Usia 46 Tahun)
Indika Energy Group
1,6 miliar
21. Jakob Oetama (Usia 87 Tahun) & Lilik Oetama
Kompas Gramedia Group
USD 1,65 miliar
20. Martua Sitorus (Usia 59 Tahun)
GANDA Group
USD 1,7 miliar
19. Hary Tanoesoedibjo (Usia 53 Tahun)
MNC Group
USD 1,8 miliar
18. Aksa Mahmud (Usia 72 Tahun)
Bosowa Corporation Group
USD 1,8 miliar
17. Eddy Sariaatmadja (Usia 67 Tahun) & Fofo Sariaatmadja (Usia 55 Tahun)
Elang Mahkota Technology Group
USD 1,8 miliar
16. Peter Sondakh (Usia 67 Tahun)
Rajawali Group
USD 1,8 miliar
15. Mochtar Riady (Usia 89 Tahun)
Lippo Group
USD 2 miliar
14. Sjamsul Nursalim (Usia 75 Tahun)
Gajah Tunggal Group
USD 2 miliar
13. Edwin Soeryadjaya (Usia 68 Tahun)
Saragota Group
USD 2 miliar
12. Aburizal Bakrie (Usia 70 Tahun)
Bakrie Group
USD 2,05 miliar
11. Eddy William Katuari (Usia 66 Tahun)
Wings Group
USD 2,1 miliar
10. Dato Sri Tahir (Usia 66 Tahun)
Mayapada Banking Group
USD 2,15 miliar
9. Sukanto Tanoto (Usia 68 Tahun)
Royal Golden Eagle Group (Raja Garuda Mas Group)
USD 2,7 miliar
8. Putera Sampoerna (Usia 68 Tahun)
Sampoerna Strategic Group
USD 4,3 miliar
7. Theodore Permadi Rachmat (Usia 69 Tahun)
Triputra Group, Adaro Group
USD 4,5 miliar
6. Sri Prakash Lohia (Usia 69 Tahun)
Indorama Group
USD 4,5 miliar
5. Chairul Tanjung (Usia 56 Tahun)
CT Corp. Group
USD 4,6 miliar
4. Susilo Wonowidjojo (Usia 61 Tahun)
Gudang Garam Group
USD 11 miliar
3. Anthoni Salim (Usia 69 Tahun)
First Pacific Group
USD 11,5 miliar
2. Eka Tjipta Widjaja (Usia 95 Tahun)
Sinar Mas Group
USD 13,9 miliar
1. Robert Budi Hartono (Usia 77 Tahun) dan Michael Bambang Hartono (Usia 78 Tahun)
Djarum Group
USD 21 miliar


3 Anak Mantan Presiden Soeharto Ada Di Jajaran Orang Terkaya Indonesia

Tommy Kurnia
27 Juli 2018

Liputan6.com, Jakarta - Setelah 20 tahun reformasi, kabar mengenai anak-anak Presiden RI ke-2 Soeharto mulai kembali muncul di ranah nasional. Setelah heboh akibat kemunculan Partai Berkarya yang dipimpin Tommy Soeharto, sekarang nama tiga anak Soeharto muncul di daftar orang terkaya Indonesia, yaitu Bambang Trihatmodjo, Siti Hardijanti Rukmana (Mbak Tutut), dan Hutomo Mandala Putra (Tommy). 
Menurut daftar yang dirilis Globe Asia 2018, total harta 3 anak Soeharto ini memiliki harta yang melebihi USD 1,125 miliar  atau sekitar Rp 16,25 triliun  (Kurs USD 1 = Rp 14.450). Untuk mengetahui peringkat dan harta kekayaan mereka, berikut tiga anak Soeharto yang masuk daftar orang terkaya Indonesia:
 
Siti Hardijanti Rukmana, atau akrab disapa Mbak Tutut, merupakan putri pertama sekaligus anak pertama dari Keluarga Cendana. Wanita ini berada di peringkat 130 di daftar orang terkaya Indonesia. Harta wanita berusia 71 tahun ditaksir mencapai USD 205 juta atau sekitar Rp 2,9 triliun. Kekayaan Tutut bertambah USD 5 juta jika dibandingkan tahun lalu. Nama Tutut memang sudah terkenal di dunia bisnis dan politik. Menurut Globe Asia, kekayaan Tutut berasal dari PT Citra Lamtoro Gung Persada yang bergerak di proyek properti, pengelolaan jalan tol hingga investasi.

Bambang Trihatmodjo terkenal lebih low-profile, meskipun sempat menarik perhatian media massa ketika ia menikahi artis Mayangsari. Nama Bambang muncul di daftar orang-orang terkaya Indonesia, tepatnya di peringkat 124 dengan taksiran kekayaan mencapai USD 250 juta atau sekitar Rp 3,6 triliun. Berbeda dengan sang kakak (Mbak Tutut), harta Bambang justru tergerus sekitar USD 10 juta jika dibandingkan tahun 2017. Menurut Globe Asia, kekayaan Pria berusia 64 tahun ini berasal dari PT Asriland yang bergerak di bidang properti.

Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto adalah putra bungsu dari Soeharto, sekaligus anak terkaya dari Presiden RI ke-2. Tommy berada di peringkat 60 dengan harga yang ditaksir USD 670 juta atau sekitar Rp 9,7 triliun.  Dalam setahun terakhir, kekayaan Pria berusia 56 tahun itu bertambah USD 10 juta. Bila dilihat sejarahnya, sudah banyak bisnis-bisnis yang dikelola Tommy berkat statusnya sebagai anggota keluarga Cendana, mulai dari mobil nasional dan cengkeh. Sekarang, hartanya berasal di bidang properti, transportasi migas, industri kimia, dan sebagainya lewat Humpuss Group yang juga memiliki sejumlah hotel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Konglomerat Aneka Tambang Group & Kinerja Bisnisnya

8. ANEKA TAMBANG GROUP HOLDING COMPANY :   PT. ANEKA TAMBANG Tbk.       A l a m a t   : Kantor Pusat Gedung Aneka Tam...