6.
ALFAMART GROUP
HOLDING COMPANY : PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA Tbk.
A l a m a t :
Kantor Pusat
Jl. MH. Thamrin No. 9
Cikokol Tangerang 15117,
Banten
Phone : (62 21)
5575-5966, 554-9776
Fax : (62 21)
5577-4573, 5575-5961
Website : www.alfamartku.com
Tahun
Pendirian : 1999
Status : Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
Jumlah Anak
Perusahaan & Perusahaan Afiliasinya : 10 Perusahaan
Bidang
Usaha :
Retail
Bisnis, Trading, Courier Services,
Pendidikan, dan sebagainya.
Pemegang Saham :
a. PT. Sigmantara Alfindo
b.Publik
Sales Turnover (Estimasi) :
2018 - Rp. 60.435,0 Milyar
2017 - Rp. 59.720,5 Milyar
2016 - Rp. 57.950,0 Milyar
Dewan Komisaris :
Presiden Komisaris
Ms. Feny Djoko
Susanto
Komisaris
Mr. Budiyanto Djoko
Susanto
Mr. Pudjianto
Komisaris Independen
Mr. Imam Santoso Hadiwidjaja
Mr. Ahwil Loetan
Mr. Sudrajat
Dewan Direksi :
Presiden Direktur
Mr. Anggara Hans Prawira
Direktur
Mr. Bambang Setyawan Djojo
Mr. Soeng Peter Suryadi
Mr.Theignatius Agus Salim
Mr. Tomin Widian
Mr. Harryanto Susanto
Mr. Solihin
DAFTAR ANAK PERUSAHAAN & PERUSAHAAN AFILIASINYA :
A. Retail Bisnis
-PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA Tbk.
(Holding Company, Jaringan Minimarket)
-PT. SUMBER TRIJAYA LESTARI
-PT. SIGMANTARA ALFINDO
-PT. AMANDA CIPTA PERSADA
-PT. MIDIMART UTAMA
(Jaringan Minimarket Alfa
Midi)
-PT. LANCAR DISTRINDO
-ALFAMART RETAIL ASIA PTE.LTD. SINGAPURA
-ALFAMART
TRADING PHILIPPINES INC., PHILIPINA
B. Lainnya
-PT.
SUMBER WAHANA SEJAHTERA
(Jasa Courier)
-Yayasan Pendidikan Bunda Mulia
(Universitas Budi Mulia)
KINERJA BISNIS
A.Latar Belakang
Alfamart Group berawal
dari usaha kios sederhana
milik Djoko Susanto dengan nama Sumber Bahagia di Pasar Arjuna, sebuah pasar
tradisional di Jakarta.
Kios tersebut menjual bahan makanan pada saat itu, selanjutnya ia juga menjual
rokok dan membuka warung. Kesuksesannya ini menarik perhatian Putera
Sampoerna (Sampoerna Group), yang mempunyai perusahaan rokok tembakau dan
cengkeh terbesar di Indonesia saat itu. Mereka bertemu pada awal 1980 dan bersepakat
pada 1985 untuk
membuat 15 kios di beberapa lokasi di Jakarta. Pada 27 Agustus
1989 Lahirlah Alfa
Toko Gudang Rabat yang mempunyai konsep supermarket. Nama "Alfa"
digunakan karena bersifat netral, tidak mengandung salah satu nama kedua orang
pendirinya. Alfa Toko Gudang Rabat inilah cikal bakal kesuksean Djoko Susanto
dengan brand Alfa.
B. Perkembangan Usaha
Tahun 1994, nama tersebut berganti
menjadi Alfa Minimart. Akan tetapi, kerja sama tersebut berhenti pada tahun
2005, ketika Putera Sampoerna menjual imperium bisnis rokoknya kepada Phillips
Morris International, USA. Aset milik Putera Sampoernayang dijual tersebut,
termasuk 70% saham Alfa Minimart miliknya. Phillips Morris tidak tertarik
dengan bisnis retail, kemudian Putera Sampoerna menjual saham Alfa Minimart
miliknya kepada Northstar.
Pada tahun 2013, Djoko Susanto
membeli seluruh saham Northstar dan inilah awal momentum terbentuknya
konglomerasi bisnis retail Alfamart Group milik Djoko Susanto. Saat itulah
Djoko mendirikan PT. Sumber Alfaria Trijaya untuk menaungi bisnis retailnya yang
diberi nama Alfa Supermarket. Bisnis tersebut semakin berkembang, bahkan pada
tahun 2007, Djoko mendirikan jaringan minimarket Alfa Midi dibawah naungan PT.
Midimart Utama. Ini merupakan salah satu
idenya dalam diferensiasi merk yang berakhir sukses.
Namun tidak semua usahanya sukses.
Alfa Supermarket yang awalnya bernama Alfa Toko Gudang Rabat akhirnya harus
dijual kepada Carrefour saat ini milik pengusaha Chairul Tanjung (Para Group).
Hal ini karena Alfa Supermarket tidak menghasilkan pendapatan yang signifikan
akibat kalah bersaing dengan supermarket lain. Akhirnya Djoko fokus pada ritel
mini market. Langkah Djoko tepat dalam menginvestasikan uangnya ke Alfamart
Minimarket dan Alfamidi Minimarket. Hal ini ditandai dengan semakin menjamurnya
gerai Alfamart di berbagai daerah dan terbentuknya kerja sama Alfamidi dengan
Lawson.
Pada Januari 2009, PT. Sumber
Alfaria Trijaya go public di Bursa Efek Indonesia dan menjadi perusahaan publik,
pada saat itu jumlah gerai mencapai 3000 toko dan sudah memasuki pasar Bali.
Bisnis minimarket Alfamart Group
semakin berkembang, di bawah holding companynya PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk.
Pada akhir 2016, jumlah gerai Alfamart Group milik sendiri mencapai 9.003 gerai
dan kerja sama waralaba 3.363 gerai.
Berikut ini kronologis perjalanan
bisnis Djoko Susanto dalam membentuk kelompok usaha atau konglomerasi Alfamart
Group:
a.
Tahun 1989, berdiri sebagai perusahaan dagang aneka produk oleh Djoko Susanto
dan keluarga yang kemudian mayoritas kepemilikannya dijual kepada PT. HM
Sampoerna pada Desember 1989.
b.
Tahun 1994, struktur kepemilikan berubah menjadi 70 % PT. HM Sampoerna Tbk dan
30 % PT. Sigmantara Alfindo (keluarga Djoko Susanto).
c.
Tahun 1999, Alfa Minimart pertama mulai beroperasi di Jl. Beringin Jaya,
Karawaci, Tangerang, Banten.
d. Tahun 2003, Alfa Minimart’ menjadi ‘Alfamart’.
e.
Tahun 2005, jumlah gerai Alfamart bertumbuh pesat menjadi 1293 gerai hanya
dalam enam tahun. Semua
toko berada di pulau jawa.
f.Tahun 2006, PT. HM Sampoerna Tbk menjual sahamnya, sehingga struktur
kepemilikan menjadi PT. Sigmantara Alfindo (60%) dan PT. Cakrawala Mulia Prima
(40%). Mendapat Sertifikat ISO 9001:2000 untuk Sistem Manajemen Mutu”.
g. Tahun 2007, Alfamart sebagai Jaringan Minimarket Pertama di Indonesia yang
memperoleh Sertifikat ISO 9001:2000 untuk Sistem Manajemen Mutu, pada saat itu
jumlah gerai mencapai 2000 toko dan sudah memasuki pasar Lampung.
h.Tahun 2009, menjadi perusahaan publik pada tanggal 15 Januari di Bursa Efek
Indonesia, pada saat itu jumlah gerai mencapai 3000 toko dan sudah memasuki
pasar Bali.
i.
Januari 2010, jumlah gerai lebih dari 3500.
j.
Tahun 2012, Soft Launching Online Shopping dengan nama “Alfaonline” di
wilayah Tangerang
k.
Taun 2013, Menambah kepemilikan saham di PT. Midi Utama Indonesia menjadi
56.72% dan Pendirian anak perusahaan Alfamart Retail Asia Pte.Ltd (Kepemilikan
saham 100%)
l.
Tahun 2014, Menambah kepemilikan saham di PT. Midi Utama Indonesia menjadi
86.72% dan memasuki pasar Philipines dengan joint venture melalui
Alfamart Retail Asia Pte.Ltd dengan mendirikan Alfamart Trading Philippines Inc
Alfamart Group terus mengembangkan bisnisnya baik
melalui core businessnya di bisnis retail (minimarket), maupu melalui
diversifikasi usaha diantaranya bekerjasama dengan PT. Sumber Indah Lestari (SIL) mendirikan
usaha bidang jasa titipan paket dan pengiriman. Usaha patungan tersebut bernama
PT. Sumber Wahana Sejahtera.
Di
bidang pendidikan, Djoko Susanto mendirikan Universitas
Bunda Mulia dan sekolah Bunda Mulia melalui Yayasan
Pendidikan Bunda Mulia yang didirikan pada tahun 1986. Di Yayasan
pendidikan Bunda Mulia, Djoko menjadi Pendiri dan Penasihatnya. Tahun 2003, Yayasan
Pendidikan Bunda Mulia mengembangkan kampus kedua yang berlokasi di Jl. Lodan
Raya No.2, Jakarta utara, dengan luas
tanah 45.000 m2.
Kemudian, Alfamart Group membentuk
Alfacart.com yang merupakan sebuah terobosan dalam industri ritel di Indonesia,
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia akan sebuah cara berbelanja yang
praktis dan mudah. Menyediakan beragam kebutuhan pribadi maupun keluarga
mulai dari fashion, peralatan elektronik, handphone, komputer & laptop,
kebutuhan rumah tangga sehari-hari, peralatan dapur, hobi & gaya hidup
sampai kesehatan & kecantikan.
Berawal dengan nama Alfaonline.com pada 18 Februari
2013, dikembangkan oleh Alfamart sebagai alternative channel untuk
berbelanja. April 2015 berubah entitas dan bernaung di. PT Sumber Trijaya
Lestari Tbk., dan sebagai anak perusahaan PT. Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart
Group), dan Mei 2016 berubah nama menjadi Alfacart.com. Alfacart.com
adalah E-Commerce dukungan jaringan terbesar, terintegrasi dengan toko Alfamart
se-Indonesia yang memungkinkan semua kalangan dari kota besar hingga pelosok
untuk menikmati kemudahan berbelanja online.Sebagai upaya memperkuat jaringan distribusi, sepanjang tahun 2016 Perseroan dan Entitas Anak telah membuka 2 gudang pendukung di Serang (Banten) dan Cianjur (Jawa Barat), sehingga keseluruhan jumlah gudang pada akhir 2016 adalah 40 gudang, di mana Perseroan mengelola 32 gudang dan Entitas Anak mengelola 8 gudang.
Hingga akhir 2016, Perseroan telah bermitra dengan lebih dari 1.000 pemilik gerai virtual. Atas terobosan ini Perseroan berhasil meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Jaringan Gerai Virtual 3D Pertama di Indonesia.
Perseroan menjalankan program tanggung jawab sosial (CSR) secara berkelanjutan melalui pemberdayaan pengusaha kecil yakni Outlet Binaan Alfamart (OBA) serta program pendidikan manajemen ritel bagi siswa SMK yakni Alfamart Class. Hingga akhir 2016 Perseroan telah membina lebih dari 50.000 anggota OBA, merenovasi 1.205 warung dan memberikan pelatihan manajemen ritel modern kepada lebih dari 2.500 pedagang yang digelar di berbagai daerah di Indonesia. Sementara Program Alfamart Class telah dijalankan di 144 Sekolah Menengah Kejuruan dan mendirikan 114 laboratorium ritel di berbagai daerah di Tanah Air.
Beberapa penghargaan yang diterima Perseroan atas upaya dan kinerjanya sepanjang tahun 2016 antara lain; Indonesia Most Admired Company dan TOP Brand Award untuk kategori Minimarket, Employer Brand Award kategori Asia Best Employer Brand Award, Indonesia Public Relations Award and Summit kategori Program PR Inspirasional, Indonesia Best Brand Award for 9 Consecutive Years, Digital Award, Social Media Award, dan Penghargaan Waralaba Indonesia kategori Waralaba Global dari Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.
Sampai akhir tahun 2017, jumlah gerap minimarket milik Alfamart Group mencapai 13.745 gerai, yang terdiri dari 12.366 gerai Perseroan dan 1.379 gerai Entitas Anak. Sebanyak 34,3 persen gerai Perseroan dan Entitas Anak tersebar di Jabodetabek, 38 persen tersebar di wilayah Jawa non Jabodebatek, dan 27,7 persen lainnya berada di luar Pulau Jawa.
Beberapa tahun terakhir, Perseroan dan Entitas Anak masih akan berfokus pada pengembangan gerai di luar Jawa, kata sumber Alfamart Group. Saat ini Alfamart Group dikendalikan oleh dua anak Djojo Susanto yaitu Feny Djoko Susanto dan Mr. Budiyanto Djoko Susanto sebagai bagian dari regenerasi bisnis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar